9.
PEMIMPIN YANG DINAMIS
Dengan wajah yang pucat dan letih, pastor Rua memeriksa timbunan surat di mejanya. Dia mengambil satu surat, meskipun dipaksakan matanya sia-sia berusaha menangkap isi surat dan akhirnya menjatuhkannya dengan keluhan," Percuma....saya tidak bisa melakukan hal ini lebih lagi. Berikanlah semuanya kepada pastor Rinaldi," dia berbisik kepada bruder yang berdiri diam tanpa bisa menolong.
Untuk pertama kalinya, pengganti Don Bosco yang gagah berani lagi kudus itu menyerah seutuhnya kepada serangan hebat penyakit yang berakhir dengan kematiannya pada tanggal 6 April 1910. Berminggu-minggu penderitaan hebat dipikul Beato Rua, dengan ketenangan heroik dan diikuti dengan kecemasan para salesian yang menggunung, sebab didalam dirinya mereka melihat dan mencintainya sebagai Don Bosco yang kedua.
Oleh keinginannya untuk menyokong dan menghibur, pastor Rinaldi senantiasa berada disisi tempat tidur Don Rua. Betapa dekatnya Don Rua dengan wakilnya diungkapkan secara menyentuh pada malam menjelang kematiannya. Pastor Rinaldi berlutut dalam doa disamping peraduan superior yang sekarat. Sekonyong - konyong Don Rua melingkari jari-jari kirinya di leher pastor Rinaldi dan menaruh tangan kanannya di atas kepala, dengan tenang dan sangat lemah dia berbisik ketelinganya kata-kata kebapaan yang terakhir dan kata-kata perpisahan. Pagi-pagi benar pada hari berikutnya pengganti Don Bosco yang pertama itu menghembuskan nafas yang terakhir dengan tenang.
Suatu kehilangan yang mendalam bagi pastor Rinaldi...."Kita kehilangan beliau," dia menulis segera sesudah pemakaman. Dia meminta semua anggota keluarga salesian untuk berdoa, agar rahmat Tuhan memberikan Rektor Mayor yang lain seperti Don Rua, memiliki hati dan semangat Don Bosco." Beban pemerintahan serikat sekarang ada padanya, juga tugas untuk pemilihan Rektor Mayor pada sidang umum serikat yang akan datang. Kepada anggota dewan yang untuk pertama kalinya berkumpul setelah kematian Beato Rua dia berkata, "Saya berdoa agar kalian berbuat lebih daripada rasa simpati kepada saya. Saya perlu bantuan, dorongan dan nasehat kalian."
Sidang umum direncanakan untuk dibuka di Valsalice dekat Turin pada tanggal 15 Agustus 1910, para provinsial dan delegasi segera berdatangan dari tempat-tempat yang jauh dalam dunia salesian. Satu pertanyaan ada pada bibir setiap orang,"Siapa yang paling tepat untuk menggantikan Don Rua?" Nama-nama segera diseleksi menjadi dua: pastor Philip Rinaldi dan pastor Albera, katekis general serikat.
Pater Albera memiliki pemikiran lain tentang hal itu jauh pada bulan April tanggal 22 dimana dia menulis dalam buku hariannya, "Hari ini saya berbicara lama dengan pastor Rinaldi. Dengan sepenuh hati saya mengharapkan dia menjadi superior general yang baru. Saya akan meminta Roh Kudus untuk itu." Dan tulisan pada tanggal 6 Juni, "Saya sangat mengaggumi kebajikan-kebajikannya, kemampuan dan semangatnya yang berkobar. Saya berdoa setiap hari agar dia terpilih."
Pastor Albera sendiri terpilih dalam pemungutan suara yang pertama dengan selisih yang sedikit, dan oleh karena itu menjadi pengganti Don Bosco yang kedua. Ketika sorak dari pemilihan reda, pastor Rinaldi yang selama pemungutan suara tetap tenang mendengarkan namanya dikumpulkan, berdiri untuk berbicara. Kalimat yang dia sendiri telah tulis dan percayakan kepada sekretaris dewan selama beberapa tahun sebelumnya. Yang mengungkapkan kata-kata ramalan Don Bosco yang diucapkan pada tahun 1872 ketika bercaka-cakap dengan uskup Cesale, "pastor Albera akan menjadi pengganti keduaku...."
"Saya hadir pada percakapan antara sang pendiri kita dengan uskup",pastor Rinaldi menerangkan tanpa ragu-ragu dan sebagaimana maksud kata-kata Don Bosco -pastor Albera menjadi penggantinya yang kedua. Sidang, sekarang lebih daripada yakin bahwa pemilihan mencerminkan kehendak Tuhan, hal ini disambut dengan tepuk tangan yang bersemangat.
Dengan tenang dan pasti, pastor Rinaldi bekerja bagi superior baru, dengan kepercayaan dan cinta sama saudara. Sebagai katekis general, pastor Albera menjadi orang yang berdisiplin keras dan pematuh peraturan-peraturan. Dia tidak menjadi superior yang populer. Bahwa dia segera memenangkan hati dari para salesian oleh karena kebijaksanaan dan sikap pastor Rinaldi yang tidak mementingkan diri dengan kebaikan sejati dan kebajikan yang besar.
Pada bagiannya superior baru itu sangat menyadari akan kecintaan dan kehormatan yang mengelilingi wakilnya. Pada surat edaran yang pertama kepada para salesian, setelah memperingati Don Rua, pastor Albera menyanjung wakilnya dengan kata-kata: "Seorang yang lain lebih layak kita berikan rasa hormat dan terima kasih atas jasa-jasanya kepada serikat. Ekonomer General kita tercinta pastor Philip Rinaldi yang memerintahkan serikat setelah kematian Don Rua. Kita berhutang atas kebijaksanaan dan semangatnya yang menyala, selama masa-masa sakit superior tercinta kita dan terutama setelah kematiannya, serikat kita tidak mengalami kemunduran yang sering dialami oleh serikat-serikat lain yang kehilangan pendirinya atau kemampuannya atau superiornya yang kudus. Sementara sewaktu pastor Rinaldi bertugas, segala sesuatu berjalan dalam keteraturan. Kita berhutang budi padanya terutama jika keuangan serikat memburuk dalam saat-saat sulit hidup kita. Akhirnya, padanyalah semua provinsial dan delegasi yang datang pada sidang umum menemukan superior yang ramah dan seorang saudara yang penuh perasaan."
Seperti kebiasaannya ketika menghadapi situasi baru, pastor Rinaldi membuat beberapa peraturan-peraturan praktis untuk dirinya. Dengan pastor Albera, rencana-rencana kerjanya secara umum tetap sama ketika dia bersama dengan pastor Rua. Dia tidak melihat alasan yang kuat untuk menggantinya, oleh karena itu dia membuka pernyataannya dengan kata-kata dari Sirakh. (Sir 27;12, Tidak jatuh seperti matahari adalah pikiran kebijaksanaan yang tulus; bulan dan kebodohan senantiasa berubah.) Bahwa dia sungguh-sungguh pasti untuk mengikuti peraturan-peraturan dari Rektor Mayor yang baru, meskipun mempertaruhkan dirinya, terbukti dalam hal-hal berikut.
"Saya akan berusaha rendah hati dengan superior. Saya akan memberitahukan apapun yang menjadi minatnya.Jika dia tidak bisa diyakini, saya akan menyerahkan semua pada Tuhan. Jika orang lain memuji saya, saya tidak akan terganggu olehnya....akan menjadi usaha tetap saya untuk menerima dengan senang hati keputusan superior....saya akan berbicara dalam rapat dewan hanya jika saya tenang....saya akan ramah tamah terhadap semua, berteman dan adil."
Tidak mementingkan diri, pasti dan ditambah dengan kemampuan administrasi yang tidaklah umum; apa yang pastor Albera harapkan lagi dari wakilnya? "Saya selalu dipuaskan oleh keberhasilan-keberhasilan inisiatif-inisiatifmu...." dia menulis kepada pastor Rinaldi dari Roma pada tahun 1919. Memperhatikan bahwa dalam pelaksanaan kantornya dia mungkin kadang-kadang melampaui batas kekuasaannya, dan ini mengungkapkan kegelisahannya pada superior. Pastor Albera segera meyakinkannya bahwa hal itu tidak menjadi soal. Dengan kerendahan hati yang menyentuh, dia menambahkan, "Keberhasilanmu lebih daripada menutupi kemampuan dan inisiatifku yang kurang....."
Pastor
Rinaldi yang energik itu tidaklah dihentikan oleh
karena urusan administrasi serikat. Dia terus menerus memperhatikan
proyek-proyek baru. Pada permulaan masa jabatannya dia telah
dicemaskan oleh kenyataan bahwa salesian kooperator, ordo ketiga
Don Bosco tidaklah menjadi apa yang diinginkan
oleh pendiri tangan kanan serikat, yang mencapai dunia melalui
anggota-anggota kaum awam yang setia. Untuk membuatnya bekerja dan
bersemangat kembali, pastor Rinaldi mendirikan
kantor pusat yang akan mengarahkan dan
mengatur kerja dewan setempat. Tanpa letih, dia meminta para
provinsial dan direktur untuk menjaga dewan-dewan setempat ini
hidup dan aktif. Dia bersikeras pada konsep Don Bosco tentang
kooperator salesian; bukan hanya penderma,
penyokong serikat, tetapi seorang katolik yang bersemangat juang
yang akan membawa metode Don Bosco kedalam setiap bentuk
karya kerasulan awam.
Hasil-hasil daripada persatuan yang terorganisasi kembali segera bisa dilihat dalam kurun waktu kurang dari dua dekade, daftar permintaan akan Buletin Salesian bertambah ratusan kali lipat; beberapa negara dan sembilan perkumpulan Kooperator International diadakan dan nama Don Bosco bukan hanya dalam kata-kata tetapi bagi ratusan ribu wanita dan pria yang melihat karyanya, metode dan semangat harapan baru dalam masyarakat Kristiani.
Mengangkat tinggi dalam catatan pastor Rinaldi dalam tahun-tahun pertama masa tugasnya adalah proyek lain yang menyenangkan hatinya yaitu Alumnus Salesian. Belum ada usaha untuk mengorgani-sasi mereka pada tingkat nasional dan internasional. Bahkan dalam kelompok-kelompok setempat, kecuali pada rumah induk, tidak semuanya aktif. Yakin bahwa bekas murid-murid diberikan inisiatif akan kepemimpinan, akan menghasilkan sumber-sumber energi moral dan spiritual yang kuat yang akan memberikan keuntungan untuk mereka sendiri dan serikat salesian. Pastor Rinaldi menjalankan organisasi secara intensif pada kelompok-kelompok setempat. Tanggapan entusias yang diberikan oleh alumnus mengejutkan para salesian yang suka curiga. Sekali demem tersebar menguatkan unit-unit kelompok-kelompok tingkat regional dan nasional dengan mudah.
Pertemuan internasional alumnus salesian yang pertama diadakan di rumah induk pada bulan september 1911. Para delegasi menghadirkan 22 negara yang mengusulkan untuk mendirikan federasi alumnus salesian tingkat dunia dan memberikan gagasan untuk mendirikan monumen Don Bosco yang layak, sebagai hadiah dari bekas murid kepada pendiri tercinta. Mulai saat itu gerakan alumnus benar tumbuh menjadi rumah energi salesian yang kuat.
Tertunda oleh karena perang dunia I, monumen Don Bosco yang megah pada halaman depan gereja Maria Penolong Umat Kristiani akhirnya diremiskan pada tanggal 23 Mei 1920. Persatuan para cooperator dan bekas murid mengenang peristiwa ini yang mengundang banyak orang dari penjuru dunia. Mereka melihat rumah induk diperbaharui dan bahkan bangunan-bangunan utama dirubah sebagian; salah satu proyek pastor Rinaldi yang paling dikagumi, sebuah bingkai bagi gambar Don Bosco.
Begitu banyak orang yang hadir pada perayaan ini, begitu hangat rasa entusiatik, dan begitu mengesankan upacaranya sehingga seorang uskup mengatakan, "Semua ini hanya untuk peresmian monumen Don Bosco! Apalagi untuk upacara beatifikasinya....." Don Eugenio Ceria menulis: "kita masih bisa melihat pastor Rinaldi....tenang dan ceria diantara kerumunan orang, dia
tampaknya mengambil tempat dibelakang dari papa yang sedang berlangsung, tetapi tidak satupun kejadian yang terlepas dari perhatiannya, baik itu pada pertemuan perkumpulan dimana dia duduk pada barisan sisi ataupun pada upacara persemian monumen, dia hanya berdiri seperti seorang pengamat. Dia telah merencana-kan semua detail dari perayaan dengan baiknya sehingga dari segala kebutuhan para pembantunya hanyalah kehadirannya yang menyemangati."
Dia sangat letih ketika pada larut malam hari yang bersejarah itu, dia akhirnya beristirahat dalam kamarnya yang kecil. Tetapi dengan penuh rasa bahagia dan terima kasih. Belum pernah sebelumnya penghormatan yang besar diberikan kepada Don Bosco oleh banyak pengagum yang penuh semangat. Belum pernah sebelumnya para kooperator dan bekas murid yang bergabung dengan para salesian dalam mendedikasikan diri mereka pada karya orang yang senyumnya mengias patung perunggu yang sekarang berdiri di bawah bayangan basilika Bunda Marianya yang terkasih.