7
NAIKLAH LEBIH TINGGI
Musim semi mulai turun di Barcelona ketika pada tanggal 5 Maret 1901, pastor Rinaldi dengan diam-diam mempersiapkan untuk meninggalkan kota itu untuk mengadakan kunjungan ke rumah-rumah Salesian di bagian Selatan Spanyol. Dia tidak begitu terkejut ketika menerima surat pada pagi hari itu dari superior general, Don Michael Rua. Surat itu, dia yakin, jawaban atas suratnya yang belakangan ini dikirim kepada superior yang berisi tentang maksud kunjungannya ke Selatan.
Tetapi surat Don Rua mengejutkan sementara sifat ketenangan dan semangat yang ceria pastor Rinaldi. Pengganti Don Bosco itu memberitahukannya bahwa setelah jangka waktu yang lama berdoa dan dengan persetujuan anggota-anggota dewan dia memutuskan untuk memanggilnya kembali ke Turin dan menunjuknya sebagai wakilnya dan ekonomer general, kedudukan tertinggi kedua didalam serikat yang tertinggal kosong oleh kematian pastor Domenico Belmonte. Don Rua lebih jauh lagi memberitahukannya untuk menjaga kerahasiaan keputusan ini untuk sementara dan mempersingkat kunjungannya ke Selatan supaya bisa berada di Turin pada permulaan bulan April.
Dengan ketenangan dan ceria, pastor Rinaldi berangkat untuk kunjungannya ke rumah-rumah. Dia baru saja menyelesaikan setengah perjalanannya ketika sebuah telegram diterimanya di rumah salesian di Montilla, yang mengabarkannya bahwa Don Rua meminta kehadirannya segera di Turin. Belum pernah seorangpun yang bisa menekan emosinya, dia selalu mampu menahan air matanya ketika, pada meja makan, dia memberitahukan keputusan Don Rua kepada sama saudaranya. Reaksi mereka tidak kurang menyentuh, dan dengan segera berita itu tersebar dari satu komunitas ke komunitas yang lain, kabut kesedihan menyelubungi seluruh provinsi.
"Saya menyadari benar-benar bahwa keberangkatan seorang superior dari Spanyol yang begitu berkenan di hati dan pikiran dan mmempunyai kemampuan akan meninggalkan kekosongan yang besar. Tetapi kebaikan untuk seluruh serikat menjadikannya suatu keharusan." Kata-kata ini dialamatkan Don Rua kepada semua salesian segera setelah pengangkatan pastor Rinaldi sebagai ekonomer general, membawa arti yang pedih bagi sama saudara di Spanyol. Mereka tidak mampu menghibur diri sendiri akan kehilangan seorang 'bapa'.
Pastor Rinaldi tiba di rumah induk pada tanggal 25 Maret 1901. Dia, pada waktu itu berumur 45 tahun, anggota Dewan yang termuda. Dikenal baik hanya oleh beberapa sama saudara di Oratori. Ekonomer general yang baru itu, tinggi, sedikit serius dan sikapnya yang sungguh-sungguh tetapi baik hati dan mudah didekati, segera memenangkan hati semua orang. Dia menerima tugas-tugasnya dengan mudah. Pastor Barberis menulisnya segera setelah kedatangannya di oratori;"Orang akan berfikir pastor Rinaldi memang sudah menjadi Ekonomer general di serikat." Dia sendiri mempunyai pendapat yang lain. Di dalam komunikasinya yang pertama dengan para salesian dia menulis: Saya meminta kerja sama dari semua provinsial dan direktur dan dengan pertolongan doa-doa dari seluruh sama saudara supaya saya, paling sedikit, tidak akan menjadi penghalang perkembangan serikat.
Sebagai ekonomer general, pastor Rinaldi tidak akan menggan-tikan superior general atau Rektor Mayor ketika situasi menuntut, tetapi juga mengepalai kantor administrasi pusat serikat. Pada saat itu, semua bisnis-bisnis penting serikat samapai di meja ekonomer general itu. Baginya, juga terasa tugas-tugas yang tidak menyenangkan dalam meluruskan 'kekacauan' yang menyangkut manusia dan situasi. Sampai disini, amat berbeda dengan wataknya, pastor Rinaldi mengabdi selama 20 tahun, persembahan terbaik dari hati dan pikirannya.
Para anggota staffnya segera merasakan 'kebapaan' pada ekonomer baru itu. Dia menghadapi mereka dengan penuh kesopanan, meringankan beban mereka semampunya, dan memprihatinkan dirinya dengan persoalan-persoalan pribadi mereka. "Penderitaanmu juga penderitaanku," dia menulis kepada pastor Luis Ferari, sekre-taris pribadinya, yang tiba-tiba dipanggil ke rumah oleh karena kematian ayahnya. "Saya ingin engkau tahu bahwa mulai sekarang saya akan berusaha mengisi kekosongan akan rasa kehilangan yang tertinggal dalam hatimu."
Biasanya orang-orang datang ke kantor ekonomer general dengan persoalan-persoalan. Salesian yang selamanya selalu perlu uang meletihkan ekonomer muda itu yang berjuang dengan situasi keuangan yang kacau, sama saudara yang bersungut-sungut memberikan bayangan atau rasa sakit yang amat sangat. Kemudian ada juga yang meminta ke ekonomer oleh karena para direktur dan para provinsial yang menyebabkan kesabaran mereka habis perlahan-lahan.
Bahkan lebih buruk lagi, mereka duduk di ruang tunggu ekonomer, beberapa ketakutan dan gemetar, beberapa sedikit saling bertentangan. Dalam persoalan-persoalan ini, sekretaris pastor Rinaldi yang setia, pastor Ferari, mengoleskan kata-kata yang menghibur:"Tenangkan dirimu. Dia bapak yang baik, kamu tahu. Dia akan mendengarkanmu!" Perlahan-lahan mereka keluar, sering merasakan keringanan dan siap untuk memulai lagi.
Yakin bahwa dengan iklim cinta kasih yang hangat, kebaikan dan pengertian, tidak ada persoalan yang tak teratasi, pastor Rinaldi secara teratur memperhatikan untuk menciptakan suasana sedemikian disekitarnya dan kantornya. Pada suatu hari, pagi-pagi buta, dia dihadapi oleh seorang salesian muda yang merengut, yang mengatakan bahwa dia dikirim oleh superiornya kepadanya. Ekonomer general itu melihatnya sebentar dan bertanya dengan senyum di bibirnya:
"Katakanlah, apakah engkau ingin menjadi kapusin ?"
"Tentu saja tidak. Mengapa pastor bertanya ?"
"Saya melihat engkau berjenggot....."
"Oh.....saya terburu-buru pagi ini. Tidak ada waktu untuk
bercukur...."
"Saya beritahu apa yang harus kamu kerjakan: minumlah segelas kopi, kemudian pergi ke tukang cukur. Kembali sekitar jam 9.30, dengan senyum dan tanpa jenggot..."
Dia bukanlah seorang superior yang ceroboh, berhati-hati untuk mengambil suatu tindakan yang mendadak meskipun situasi memutuskan untuk hal-hal sedemikian bagaikan pedang bermata dua karena berasal dari seorang yang dikenal memiliki hati seorang bapa. Bukti akan hal ini amat dirasakan oleh seorang imam salesian yang tingkah lakunya benar-benar memalukan dirinya dan kehormatan serikat. :"Apa yang telah engkau perbuat ?" pastor Rinaldi tidak berkata lain ketika imam itu mengaku dihadapannya. Dengan rupa yang menakutkan dan keberangan yang tidak disembunyikan pada wajah ekonomer itu yang biasa baik membuat sama saudara itu merasa sangat menderita dan menyesal.
Di kantor barunya, pastor Rinaldi membawa pandangan luas dan semangat inisiatif yang telah menandai karyanya di Spanyol. Dia bukanlah orang yang takut membuat ide-ide dan proyek-proyek baru, dan berani jika dia tahu mereka termasuk dalam lingkup program Don Bosco. Tidak juga dia ditakutkan oleh kekurangan-kekurangan untuk memajukan dan mengisi kedudukan yang menyenangkan bagi gereja atau serikat salesian.
Dia menjabat sebagai ekonomer dibawah dua Rektor Mayor. Dalam diri Don Michael Rua yang pernah menjadi ekonomer ideal Don Bosco, pastor Rinaldi menemukan bukan hanya bimbingan tetapi seorang superior yang bersamanya membagi rencana-rencana dan ide-ide dengan mudah dan siap dicapai. Dengan pastor Albera, pengganti Don Rua, tidaklah sama. Seorang dengan kehidupan rohani yang luar biasa, dia lebih konservatif bahkan ragu, ketika dihadapkan pada rencana-rencana baru atau ketika dihadapkan akan keperluan untuk bergerak maju. Oleh karena kepemimpinan dan inisiatif harus secara logic datang dari Rektor Mayor mudah dilihat bahwa pastor Rinaldi mendapatkan dirinya pada posisi yang penting. Dan dia orang yang cocok untuk itu, kebijaksanaan dan sifatnya yang hati-hati menjadikannya, bahkan selama tahun-tahun badai perang dunia I, Serikat tidak pernah bergoyang dari kegiatannya, melainkan terdorong maju kepada penaklukan yang baru dan lebih besar.
Segera setelah pastor Rinaldi berkuasa dalam kantornya yang baru, para salesian yang sangat dekat dengannya berfikir bagaimana dia memperoleh waktu untuk karya kerasulan imamatnya. Bahkan seorang yang begitu cermat dalam mengatur perkara-perkara rumit administrasi serikat, haruslah memiliki kecenderungan untuk memiliki semangat bekerja yang tidaklah biasa. Melihat bahwa dia memberikan kelimpahan dari waktu luangnya untuk mendengarkan pengakuan dosa di gereja Maria Penolong Umat Kristiani, sekretarisnya yang baik mengingatkannya untuk tidak perlu menambah jadwalnya yang sudah penuh. Pastor Rinaldi menjawab, "Tidak demikian pastor. Saya perlu merasakan bahwa saya seorang pastor."
Selama lebih dari 20 tahun, pada jam enam setiap pagi, dia menempatkan dirinya dalam kamar pengakuan dekat altar Santo Petrus. Dia tidak beranjak sampai kira-kira pukul delapan. Dia kembali lagi segera sesudah pukul lima sore untuk satu jam lagi. Demikian juga selama jam-jam kerja, dia sering dipanggil untuk mendengarkan pengakuan dan sekretarisnya menyaksikan bagaimana siapnya dia menghentikan kerjanya begitu bel tanda pengakuan berbunyi.
Sebagaimana dia menghargai tugas-tugas imamatnya, dia tahu bahwa hal itu tidak dapat digantikan oleh tugas-tugas kantornya. Dia menulis, "Saya harus berhati-hati untuk tidak membiarkan pengakuan, dan terutama bimbingan rohani bagi para wanita, menjauhkan saya dari kehidupan salesian yang sejati menurut pikiran Don Bosco."
Bimbingan rohani yang dia berikan sangat sederhana, berdasar pada rasa percaya dan diterangi oleh suaranya, praktis dan dengan penuh kebaikan hati. Seorang pejabat tinggi gereja Turin bersaksi:" Pastor Rinaldi memiliki tanda kerasulan yang sejati. Saya belajar banyak darinya, selama ketidak hadirannya dari Turin beberapa orang yang mau mengaku datang kepada saya untuk bimbingan rohani."
Tetapi usaha terbesar pastor Rinaldi ditujukan kepada program kerja favorit Don Bosco: kerja bagi kaum muda. Seperti semua pusat-pusat industri di Eropa, Turin pada waktu itu dalam penderitaan revolusi kaum Sosialis. Pergerakan, meskipun tidak secara terang-terangan anti-Tuhan, tetapi anti-gereja. Minat pastor Rinaldi yang segera ingin menambah pusat-pusat kaum muda salesian dan memberikan mereka sikap-sikap sosial yang lebih lagi. Dia ingin mereka dibuka bukan hanya untuk kaum remaja, tetapi juga untuk ayah mereka dan saudara-saudara mereka, yang sangat mengetahui bahwa gereja benar-benar sekutu mereka dalam perjuangan mereka untuk keadilan sosial.
Club Auxilium, yang dia bentuk di rumah induk, berfungsi sebagai model club-club para pekerja mereka yang lain, yang kemudian berkembang keseluruh Italia. Pastor Rinaldi tidak pernah gagal menghadiri pertemuan-pertemuan club dan mengikuti dengan penuh minat kegiatan-kegiatan yang dia bantu keuangannya selama bulan-bulan perjuangan. Sering dia bergabung dengan pemuda-pemuda itu pada pertandingan-pertandingan sore hari di Oratori di rumah club. Begitu dekat mereka merasakan bapa yang baik itu sehingga mereka dengan rasa bebas membawa persoalan-persoalan mereka kepadanya meskipun selama jam-jam kerja, berkeliling sekitar rumah induk dan bersendau-gurau dengan para salesian seakan-akan oratori merupakan rumah kedua mereka.
Pastor Rinaldi untuk sementara waktu bertemu dengan tantangan yang lain. Perempuan-perempuan muda remaja memenuhi kota dari pedesaan, ditarik oleh kesempatan akan pekerjaan yang industri-industri baru buka bagi mereka. Berbagai rencana program kerja dia turunkan atas nama mereka dan bagian pribadi yang dia kerjakan dalam program akan disentuh pada halaman berikutnya.
Bagi mereka yang menyaksikan dengan terkejut, langkah-langkah berani yang diinisiatifkan atau didorong oleh ekonomer general itu, pastor Rinaldi menyatakan demikian:"Dalam usaha-usaha kita untuk meniru Don Bosco, kita tidak seharusnya bertanya,'Apa yang dia lakukan dan bagaimana dia melakukannya?' Kita seharusnya bertanya,'Apa yang akan dia lakukan dan bagaimana dia akan melakukannya jika dia hidup pada saat ini dan jika dia berada di tempat kita ?"
Kata-kata ini menyatakan pandangan yang luas yang dia bawa dalam program dan metode Don Bosco. Kata-kata itu juga yang merupakan pandangan dan pendekatan yang diungkapkan dalam bacaan kitab suci. Pastor Rinaldi sendiri yang kemudian mengusulkan untuk Misa Don Bosco ketika sang pendiri diangkat atas nama kehormatan gereja. Bacaan diambil dari surat Santo Paulus kepada umat di Efesus : "Untuk yang lainnya, saudara-saudara, apapun tercinta, apapun termasyur, jika disana ada kebajikan, jika ada yang layak untuk dipuji, pikirkanlah hal-hal demikian." (Ef 4;8)